Tapi ada yang istimewa, dia makan ditemani dengan seorang pria. Cie... Asumsikan sendiri lah apa hubungan mereka. Pasti pada ngerti kannn???
Mungkin hal ini tidaklah terlalu istimewa, namun bagiku, hal ini merupakan sesuatu yang indah, karena selama hidup bersama dia, aku nggak pernah melihat pemandangan seperti ini. Wow wow!!!
Bayangkan, logika setinggi langit dan ego sebesar Planet Jupiter takluk pada kekuatan cinta. Hahaha... Emang terkadang kita harus meletakkan logika meski hanya untuk sementara, serta menurunkan ego agar tidak kecewa.
Meski dia terlihat berbeda dari sebelumnya (menurutku), tapi itu adalah perubahan yang baik, progress.
Aku tidak perlu bertanya kepadanya untuk mengetahui apakah keputusannya untuk bersama pria itu tepat atau tidak, karena jika aku bertanya bisa saja dia mengelak. Maka lebih baik aku hanya melihat dan menerjemahkan sorot matanya saja. Untuk itu aku harus mengambil risiko salah menerjemahkan, seperti ketika membuat tugas Pengantar Ilmu Pendidikan (PIP). Hahaha...
Eh, mereka udah selasai makan. Kini mereka malah berdiri di kursi kayu di depan kos demi melihat suasana kampus. Maklum, tembok pembatas antara perumahan penduduk dan kampus sudah ditinggikan sekitar satu meter.
Nah, mereka sudah duduk dengan tertib. Hehehe...
Sudahlah, aku mau ngurusin SikaDu dulu, sementara mereka bercengkrama. Hehehe ..^_^..
010210
Maaf ya Mbak, Mas... Kalian jadi inspirasi buat ngisi blog-ku...
Maaf ya Mbak, Mas... Kalian jadi inspirasi buat ngisi blog-ku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar